Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Energy Fosil vs Energy Terbarukan: Manasih yang lebih baik?

Apa Perbedaan Sumber Energi Hijau Terbarukan dengan Bahan Bakar Fosil?

Energy Fosil vs Energy Terbarukan



Kalian pasti sudah mendengar antara energy green terbarukan dengan energy bahan bakar posil, nah jika ada yang belum kenal atau masih pertama kali mendengarnya sehingga kalian klik artikel ini, kami akan coba jelaskan secara sederhana dan santai. Yuk kita langsung saja bahas!.

Sumber energi yang digunakan untuk menghasilkan energi terbarukan atau sering disebut dengan green energy, tidak berasal dari makhluk hidup. Beberapa sudut pandang berpendapat bahwa energi bersih tidak berkontribusi atau mencemari lingkungan. Air, tenaga air, panas bumi, angin, matahari, limbah, biomassa, biofuel, dan gelombang laut merupakan beberapa sumber energi ini.

Bahan bakar berupa fosil berasal dari organisme organik, atau hewan hidup, yang telah mengendap selama jutaan tahun. Setiap bahan bakar. Tumbuhan menciptakan molekul hidrokarbon yang disebut fosil melalui proses yang disebut fotosintesis, yang mengubah energi matahari langsung menjadi energi kimia. sebagian besar komponen

Carboniferrius, atau sekitar 325 juta tahun yang lalu, adalah masa ketika bumi mulai menghasilkan bahan bakar fosil pada masa Paleozoikum. Sebagai ilustrasi
Bahan bakar fosil terdiri dari gas alam, batu bara, dan minyak.

Perbedaan Antara Energi Terbarukan dan Bahan Bakar Fosil

Jika Kalian seperti 77% orang Amerika, Kalian mungkin percaya bahwa membangun infrastruktur untuk energi terbarukan lebih penting daripada mencari dan mengekstraksi sumber daya fosil. Meskipun Kalian sadar bahwa kita harus menciptakan sumber energi alternatif, Kalian mungkin tidak sepenuhnya memahami pentingnya sumber energi tersebut atau jenis sumber energi mana yang paling berkelanjutan.

Hari ini, kita akan membahas perbedaan antara bahan bakar fosil dan sumber energi terbarukan, alasan meluasnya kepercayaan terhadap penggunaan energi terbarukan di masa depan, dan implikasi praktisnya bagi planet kita.

Apakah bahan bakar fosil lebih murah dibandingkan sumber daya terbarukan?

Energi terbarukan biasanya tidak mahal untuk dikonsumsi, meskipun memerlukan biaya awal untuk memasang sumber daya terbarukan. Selama masa pakai panel atau turbin, sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin dapat menghasilkan listrik "gratis".

Sedangkan bahan bakar posil tetap memerlukan biaya untuk oprasional dengan relatif rendah karena bahan bakar fosil harus ditemukan, ditambang, dan dikirim ke pembangkit listrik agar dapat digunakan, maka bahan bakar fosil memerlukan pengeluaran yang berkelanjutan.

Kenyataannya, setelah konstruksi, banyak proyek energi surya yang dapat menyediakan listrik dengan biaya sekitar setengah harga bahan bakar fosil, dan seiring dengan semakin meluasnya penggunaan tenaga surya, hal ini diperkirakan akan menjadi jauh lebih terjangkau di masa depan.

Biaya Energi Terbarukan vs Bahan Bakar Fosil

Seperti yang akan kita bahas di bawah ini, Subsidi pemerintah merupakan faktor penting dalam perluasan sumber energi terbarukan. Namun, untuk benar-benar memahami perbedaan biayanya, pertama-tama mari kita bandingkan biaya energi terbarukan dengan bahan bakar fosil tanpa subsidi.

Menurut harga energi global, biaya batu bara rata-rata sekitar $0,06 per kWh atau Rp.926 / kWh, biaya uap yang dihasilkan dari bahan bakar fosil sekitar $0,05 /kWh atau Rp.772 / kWh , biaya gas alam skala kecil hanya $0,03 /kWh atau Rp.462/kWh, dan hingga sepuluh tahun terakhir, biaya energi terbarukan belum serendah itu.

Inilah sebabnya mengapa sangat mengejutkan ketika, pada tahun 2016, sebuah pembangkit listrik tenaga surya komersial besar menawarkan harga yang sangat rendah untuk energi fotovoltaik yaitu $0,029 sen/kWh. Hal ini menyamakan biaya antara energi terbarukan dan bahan bakar fosil, sehingga hal ini tidak lagi menjadi alasan mengapa bahan bakar fosil masih digunakan secara luas.

Apakah energi terbarukan lebih baik dibandingkan bahan bakar fosil?

Tentu saja, dalam hal menjadi lebih baik bagi lingkungan. Dibandingkan dengan bahan bakar fosil, sumber energi terbarukan jauh lebih ramah lingkungan. Dalam situasi tertentu, seperti tenaga surya dan angin, keduanya merupakan sumber energi yang sepenuhnya bersih.

Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan CO dalam jumlah besar ke atmosfer, yang merupakan penyebab utama pemanasan global dan sering kali mengakibatkan kerugian permanen bagi manusia, hewan, dan ekosistem.

Selain itu, bahan bakar fosil semakin menipis dan diperkirakan tidak akan bertahan selama 200 tahun atau lebih. Di sisi lain, energi terbarukan dapat diperoleh dari sumber-sumber alam yang melimpah seperti matahari, angin, dan air dan hampir seluruhnya aman untuk digunakan bagi lingkungan.

Langkah pertama menuju bumi yang lebih nyaman dan berkelanjutan adalah penggunaan energi terbarukan.



Posting Komentar untuk "Energy Fosil vs Energy Terbarukan: Manasih yang lebih baik?"